JAMPANG PEDIA - TikTok menyebut Oracle akan menyimpan semua data dari penggunanya di Amerika Serikat.
Sebagai upaya untuk menjawab kekhawatiran terkait keamanan penggunanya ditangan platform milik ByteDance di China.
Informasi tersebut disampaikan platform media sosial video digital itu pada Jum'at, 17 Juni 2022.
Layanan berbagi cuplikan video yang populer akan terus menggunakan pusat datanya sendiri di Virginia dan Singapura.
Namun untuk mencadangkan informasi karena bersifat rahasia maka akan menggunakan Oracle di Amerika Serikat.
Albert Calamug, yang menangani kebijakan publik keamanan AS di TikTok mengatakan, memahami sebagai adalah salah satu platform yang paling diteliti dari sudut pandang keamanan.
Baca Juga: Lima Cara Merawat Bibir Yang Perlu Kamu Coba Agar Tetap Terlihat Manis dan Anggun
"Kami bertujuan untuk menghilangkan keraguan tentang keamanan data pengguna di Amerika Serikat," katanya dikutip dari Al Arabiya, Sabtu 18 Juni 2022.
Presiden Joe Biden tahun lalu mencabut perintah eksekutif dari pendahulunya Donald Trump.
Seperti diketahui, Donald Trump melarang aplikasi milik China TikTok dan WeChat dari pasar Amerika Serikat karena masalah keamanan nasional.
Baca Juga: Gagal Masuk Liga Champions, Christiano Ronaldo Akan Pindah dari Manchester United ke AS Roma
Donald Trump telah memberikan restunya pada rencana yang akan memberikan TikTok kepada raksasa teknologi AS Oracle.
Dengan investasi dari pembangkit tenaga listrik ritel Walmart, tetapi kesepakatan itu gagal mendapatkan persetujuan di Beijing.
Artikel Terkait
PayPal Akhirnya Izinkan User Pindahkan Saldo Cryptocurrency ke Dompet Digital Lain
Berbondong-bondong Investasi NFT, Kini Harganya Merosot Terpengaruh Cryptocurrency
Bos Mobil Listrik Tesla Elon Musk Akhirnya Gelar Pertemuan Dengan Karyawan Twitter
Remuk Disalip Chrome, Microsoft Tutup Internet Explorer Setelah 27 Tahun Beroperasi
Perdebatan Bill Gates Dengan Elon Musk Tentang Mata Uang Digital